Proses elektrolisis larutan air garam menggunakan elektroda titanium untuk menghasilkan klorin biasanya disebut sebagai "elektrolisis air garam". Dalam proses ini, elektroda titanium digunakan untuk memfasilitasi reaksi oksidasi ion klorida dalam air garam, yang menghasilkan gas klor. Persamaan kimia keseluruhan untuk reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam persamaan ini, ion klorida mengalami oksidasi di anoda sehingga menghasilkan gas klor, sedangkan molekul air tereduksi di katoda sehingga menghasilkan gas hidrogen. Selain itu, ion hidroksida mengalami reduksi di anoda, membentuk gas hidrogen dan natrium hidroksida.
Pemilihan elektroda titanium karena ketahanan korosi dan konduktivitas titanium yang sangat baik, memungkinkannya mengalami reaksi secara stabil selama elektrolisis tanpa korosi. Hal ini menjadikan elektroda titanium pilihan ideal untuk elektrolisis air garam.
Elektrolisis air garam biasanya memerlukan sumber daya eksternal untuk menyediakan energi untuk reaksi elektrolitik. Sumber daya ini biasanya merupakan catu daya arus searah (DC) karena reaksi elektrolitik memerlukan arah aliran arus yang konsisten, dan catu daya DC dapat menghasilkan arah arus yang konstan.
Dalam proses elektrolisis air garam untuk menghasilkan gas klor, biasanya digunakan catu daya DC tegangan rendah. Tegangan catu daya bergantung pada kondisi reaksi spesifik dan desain peralatan, namun umumnya berkisar antara 2 hingga 4 volt. Selain itu, intensitas pasokan listrik saat ini merupakan parameter penting yang perlu ditentukan berdasarkan ukuran ruang reaksi dan hasil produksi yang diinginkan.
Singkatnya, pilihan catu daya untuk elektrolisis air garam bergantung pada persyaratan spesifik eksperimen atau proses industri untuk memastikan reaksi yang efisien dan pencapaian produk yang diinginkan.
Waktu posting: 16 Januari 2024